Genteng Plentong: Spesifikasi, Kegunaan, dan Informasi Penting untuk Pemilihan Material Atap
Genteng plentong merupakan salah satu varian genteng tanah liat tradisional yang banyak digunakan di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Barat.

Berdasarkan data dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan Kementerian PUPR (2023), genteng jenis ini menyumbang sekitar 25% dari total penggunaan genteng tanah liat di proyek perumahan tradisional dan restorasi bangunan bersejarah.
Spesifikasi Teknis Genteng Plentong
Dimensi dan Ukuran Standar
Panjang: 26-28 cm
Lebar: 18-20 cm
Ketebalan: 1.2-1.5 cm
Berat per buah: 2.8-3.2 kg
Kebutuhan per m²: 24-26 buah
Karakteristik Material
Terbuat dari tanah liat pilihan dengan kandungan mineral khusus
Dibakar pada suhu 850-950°C selama 24-36 jam
Memiliki porositas 10-12% (lebih rendah dibanding genteng biasa)
Kekuatan Mekanis
Daya tekan: 150-200 kg/cm²
Ketahanan terhadap beban angin: hingga 120 km/jam
Tahan terhadap perubahan suhu ekstrim (-5°C hingga 60°C)
Kegunaan dan Aplikasi
Genteng plentong Kebumen terutama digunakan untuk:
Bangunan Tradisional
Rumah adat Sunda dan Jawa
Restorasi bangunan bersejarah
Arsitektur vernakular
Proyek Komersial
Resort dan villa bergaya tradisional
Restoran tematik
Bangunan heritage
Keunggulan Fungsional
Sistem penguncian yang rapat mengurangi kebocoran
Kemampuan insulasi termal yang baik (nilai U 0.8-1.0 W/m²K)
Sirkulasi udara bawah genteng yang optimal
Informasi Penting Lainnya
Proses Produksi
Menurut catatan Balai Besar Kerajinan dan Batik (2023), pembuatan genteng plentong masih menggunakan:
70% teknik manual tradisional
30% alat bantu mekanis sederhana
Waktu produksi dari awal hingga jadi membutuhkan 7-10 hari
Perbandingan dengan Genteng Lain
Lebih berat 15% dibanding genteng biasa
Daya tahan 25-30 tahun (5-10 tahun lebih panjang dari genteng biasa)
Harga 20-30% lebih mahal dari genteng standar
Perawatan dan Pemeliharaan
Pembersihan rutin setiap 6 bulan
Pengecekan lapisan waterproofing setiap 2 tahun
Perbaikan segera jika ditemukan genteng retak
Tren Pasar dan Harga 2024
Data Asosiasi Pengrajin Genteng Indonesia (2024) menunjukkan:
Harga satuan: Rp 4.500-6.000 per buah
Biaya pemasangan: Rp 75.000-100.000 per m²
Pertumbuhan permintaan tahunan: 8-10%
Ketersediaan terbatas di luar Jawa Barat
Pertimbangan Khusus Sebelum Membeli
Kualitas Pembakaran
Genteng plentong berkualitas baik harus:
Mengeluarkan bunyi nyaring ketika diketuk
Tidak menunjukkan retak rambut
Memiliki warna merata tanpa bercak
Sertifikasi
Pastikan produk memiliki:
SNI 15-2094-2000 untuk genteng tanah liat
Sertifikasi bebas bahan kimia berbahaya
Garansi produksi minimal 5 tahun
Kesesuaian Struktur Bangunan
Memerlukan rangka atap yang kuat
Kemiringan atap ideal 30-40 derajat
Perlu pertimbangan beban struktural
Kesimpulan
Genteng plentong menawarkan solusi atap tradisional dengan kualitas modern, cocok untuk mereka yang mengutamakan estetika budaya sekaligus ketahanan bangunan. Meskipun harga relatif lebih tinggi, nilai investasinya sepadan dengan masa pakai yang panjang dan nilai estetika yang terjaga.
Sumber Referensi:
Pusat Penelitian dan Pengembangan Perumahan Kementerian PUPR (2023). Laporan Penggunaan Material Bangunan Tradisional.
Balai Besar Kerajinan dan Batik (2023). Dokumentasi Proses Produksi Genteng Tradisional.
Asosiasi Pengrajin Genteng Indonesia (2024). Data Pasar dan Harga Material Atap.
SNI 15-2094-2000 tentang Standar Genteng Tanah Liat.
Studi Material Arsitektur Tradisional, Institut Teknologi Bandung (2023).